Pertengahan September kemarin, saya mampir ke Pancious Pancake House (Pancious) di Mall Kelapa Gading (MKG) di Jakarta Utara.
Ini pertama kalinya saya mencoba mencicipi makanan di Pancious yang sudah membuka cabang di beberapa tempat ini.
Seperti namanya Pancious menawarkan menu pancake (panekuk) sebagai menu andalan utama. Bentuknya bulat gepeng. Datang dari belahan Eropa, biasanya menjadi menu sarapan pagi atau kudapan saat minum kopi atau teh. Terbuat dari bahan dasar berupa tepung terigu, garam, gula putih, susu, telur dan mentega cair.
Seperti halnya roti tawar, pancake juga memberi kebebasan selera terhadap konsumennya untuk memilih padanan saat menyantap si kue dadar ini. Mau yang manis seperti sirup maple, selai buah, atau asin gurih berbahan daging.
Alasan saya mencoba, karena saya tergugah dengan foto yang terpampang di flyer besar: sebuah irisan kue tart terdiri dari lapisan-lapisan kemudian diatasnya ada sirapan sirup dan es krim. Yap! Saya tergugah melihat nama menunya: crepes cake. Apalagi ditambahkan tagline: layers of crepes de la crème. Fiuh sound like : crème de la crème.
Ternyata crepes cake terdiri dari 20 lapisan crepes yang dilapisi whipped cream, dan karena saya asumsikan sudah terlalu yummy, maka saya mengombinasikan dengan topping buah segar yaitu siraman blueberry cheese dan es krim vanilla.
Kemudian kopi di pagi hari adalah hot americano, kopi hitam yg disajikan bersama satu sloki susu cair dalam gelas terpisah. “Manis dari makanan tepat dipadukan bersama kopi pahit,” pikir saya dalam hati.
Hanya menunggu belasan menit, seporsi crepes cake dengan satu scoop es krim vanila disiram saus blueberry cair, buah blueberry dan cheese sauce hadir di atas meja. Saya langsung mencuil sepenggal kue dan memasukkan ke dalam mulut.
Ketika crepes cake masuk ke dalam mulut, sensasi yang tercecap di lidah berupa adonan lunak dengan telur sepintas terasa. Whipped cream menimbulkan sensasi bagai spons lembut dan citarasa manis asam berasal dari blueberry cair serta dinginnya es krim vanilla.
Tapi saya tidak suka… karena citarasa telur yang kuat, hambar meskipun ‘ditutup’ sendokan bersama topping dan es krim. Satu hal lagi: terlalu berlemak sehingga membuat perut cepat menolak. Overall: Not my taste. Akhirnya pesanan tersebut tidak saya habiskan. Catatan: cukup sekali mencoba.
Kemudian saya mencoba menu lain: crispy chicken fillet. Nah ternyata menu ini lebih sesuai selera saya. Daging ayam yang gurih dicocol dengan saus mayonnaise.
Secara umum saya sarankan jika datang ke tempat ini minimal berdua bersama rekan. Dari dua menu makanan yang kupesan, semuanya tidak habis. Jadi rasanya ketika memilih Pancious, kita dalam kondisi ingin duduk santai ngobrol dengan sahabat, atau rame-rame mengerjakan tugas kelompok sambil sesekali mencuil makanan yang bisa saling sharing.
Dari sisi harga, sebagai patokan, saya mengeluarkan biaya kurang dari Rp 150 ribu untuk seporsi crepes cake, crispy chicken fillet, air mineral dan kopi.
Selain menu pancake, crepes, dan waffle, masih ada varian pasta, burger dan steak.
Di luar menu pancake dan crepes, masih ada penganan lain yang bisa dicoba dari berbagai varian pasta, burger dan steak. Restoran ini juga punya website untuk melihat menu lebih lanjut. Ohya, secara pribadi saya memang tidak terlalu tergugah panekuk, dan secara keseluruhan saya tidak punya kesan untuk kembali ke restoran itu.
No comments:
Post a Comment