AW-11478559261

Saturday, February 18, 2023

Be My Valentine! Cari Tahu Bahasa CInta Pasanganmu

Februari identik sebagai “bulan cinta” karena momen Hari Kasih Sayang atau Valentine Day setiap tanggal 14 Februari.

Beberapa waktu lalu, saya mendapat kesempatan untuk menyimak kegiatan media gathering di Jakarta (6/2) dari suatu perusahaan e-commerce yang menggelar program special dalam rangka Hari Kasih Sayang. 

Blibli menggelar kampanye #Ka5ihSayangmu dan Promo BuCin (BUlan CINta) dari 7-14 Februari 2023. 

Menurut representatif narasumber Blibli, pada kampanye BuCin tahun ini Blibli terinspirasi dari buku “The Five Love Languages” karya Gary Chapman, dimana setiap individu memiliki kecenderungan atau preferensi ekspresi cinta lewat lima bahasa atau gaya yang berbeda. Mulai dari mereka yang menghargai momen kebersamaan (quality time), sentuhan fisik (physical touch), pengakuan (words of affirmation), perhatian (acts of service), hingga hadiah (giving gifts). Blibli kali ini menghadirkan kurasi produk promo spesial dan anti mainstream yang sesuai love language dari setiap individu. 


Love Language atau bahasa cinta adalah cara yang biasanya diungkapkan dan ingin diterima seseorang pada orang-orang sekitar untuk menunjukkan kasih sayang. Setiap orang memiliki bahasa cinta yang berbeda, tak jarang dipengaruhi oleh lingkungan dan masa kecil.

Seperti dijelaskan oleh Lex dePraxis relationship coach dan co-founder Kelas Cinta untuk mengetahui bahasa cinta seseorang bisa dilakukan love language test. Tapi jika ingin memberikan kejutan, kamu bisa merisetnya sendiri dari kebiasaan atau keluhan yang sering dilontarkan selama ini. 


“Perhatikan apa yang biasa dilakukan dia kepada orang lain. Misalkan dia suka memberi pujian artinya word of affirmation. Lalu kedua, keluhan yang sering dia lontarkan, misalkan kenapa kamu kurang waktu sama aku, ini artinya quality time,” kata Lex dePraxis. 

Cara lain yang lebih mudah adalah dengan langsung bertanya. “Biasanya love language orang untuk memberi atau menerima sama saja tapi bentuknya bisa beda jadi baiknya ditanya saja,” katanya. 

Menurut Lex, jika kita rajin memberi love language pasangan, itu akan mengurangi ketegangan dan sangat berdampak pada hubungan. "Ketika tengki love language kita terisi, biasanya kita akan lebih murah hati dan lembut hati terhadap kesalahan," ujarnya. 

Namun selain memahami bahasa cinta pasangan, kita juga dapat membaca berbagai buku self development, termasuk untuk menjadi pribadi yang berkualitas untuk siap dicintai. Lex dePraxis bersama  Jet Veetlev dan Kei Savourie juga menulis buku berjudul “Lovable Lady” dan “Glossy Gentlemen Guide”.

Buku “Lovable Lady” akan membuka cakrawala tentang sisi-sisi kewanitaan yang diidamkan pria. Sementara bagi para pria membaca "Glossy Gentlemen Guide" untuk memahami perempuan tidak sekadar butuh pria tulus dan baik. Namun, perempuan menginginkan pria terbaik, yaitu pria dengan pribadi yang disukai banyak orang dan mengasah kualitas diri. (*)